Me.. only me:

Banyak orang yang bertanya mengenai saya, baik itu melalui media sosial maupun bertanya langsung kepada saya.

 

Ada yang beranggapan bahwa saya adalah orang yang aneh, kaku, agak tidak sopan, dan suka bertingkah laku aneh. Ya, jika anda berfikir demikian maka itu adalah sebagian dari karakter saya, dan masih banyak lagi yang tidak anda ketahui.

 

Baik, saya akan bercerita sedikit mengenai apa dan siapa saya?

 

Untuk sekarang ini saya hanyalah seorang mahasiswa di salah satu Universitas yang ada di wilayah Bandung (Jawa Barat). Di universitas tersebut saya mengambil program studi desain produk. Cita-citanya ingin menjadi seorang desainer.

 

Namun, sebelum itu, tepat tiga tahun sebelum saya menjadi mahasiswa. Saya adalah seorang remaja biasa yang mencoba menekuni dunia sulap. Jika saya disebut sebagai pesulap. Saya belum siap sama sekali. Saya hanyalah orang yang tertarik dan terjebak didalam dunia persulapan.

 

Ya, saya mulai menyukai sulap semenjak menyaksikan pertunjukan-pertunjukan sulap spektakuler di televisi. Terutama penampilan mentalist ternama Indonesia, Master Deddy Corbuzier. Saya menyebutnya Master karena saya sangat menggemari beliau, namun sampai sekarang saya belum pernah menemuinya secara langsung. Punya harapan untuk bertemu dengan great Indonesian Mentalist itu.

 

Semenjak MTs (SMP) saya mulai mencoba melakukan trik-trik sulap yang sederhana, seperti uang ditusuk tidak sobek, kartu yang bisa berpindah, dan lain sebagainya.

 

Namun datang suatu hari dimana saya sadar, bahwa sulap tidak sampai disitu saja. Saya berusaha mencari pakar sulap dan buku instruksinya. Pada saat itu sulit sekali menemukan seorang pesulap profesional atau toko sulap yang punya buku instruksi sulap atau menjual peralatan sulap.

 

Oleh karena itu saya menekuni mentalism, sebuah aliran sulap yang berhubungan dengan permainan psikologi. Konon katanya, seorang mentalist mampu membaca dan mengendalikan pikiran seseorang.

 

Karena keterbatasan itu, saya mulai menekuni mentalism, karena mentalism sangat tidak membutuhkan properti yang banyak. Cukup dengan kertas, dan alat-alat tulis kita sudah bisa menciptakan sebuah keajaiban. 

 

Selain mentalism saya juga menekuni dunia fakir magic (debus kata orang awam), tanpa menggunakan jin. Ya, saya mampu memakan beling, tahan terhadap benda tajam, dan api tanpa menggunakan bantuan ghaib. Sebenarnya dalam ilmu fakir ada tehnik-tehnik yang perlu dipelajari oleh sekorang fakir magician.

 

Namun disamping itu, saya tetap mampu untuk melakukan beberapa ilusi-ilusi seperti yang disaksikan ditelevisi.